Sabtu, 06 November 2010

PIRACETAM

PIRACETAM
Piracetam yang merupakan derivat dari GABA diketahui mempunyai potenis sebagai antiiskemik, dan dapat mengembalikan perfusi yang abnormal pada kasus stroke dan demensia dan juga menurunkan keruskaan sel yang diinduksi oleh suatu jejas iskemik lokal. Walaupun penggunaan piracetam untuk post concussion ini sudah hampir 25 tahun namun studi-studi klinis untuk menilai efektivitas penggunaan piracetam pada PCS yang dengan disain dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah memang sangat sangat sedikit.
Salah satu studi klinis yang dilakukan oleh Agrawal D. dkk., ini adalah adalah studi preliminari yang bersifat prospektif dengan desain acak, dengan pembanding plasebo. Hasil studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Indian Journal of Neurotrauma Mei tahun 2007 merupakan salah satu studi penggunaan piracetam untuk kasus gejala pasca trauma kepala. Studi yang melibatkan sebanyak 10 subyek yang mendapat piracetam 2,4 gram perhari dan sebanyak 10 subyek sebagai pembanding. Lama pemberian enam minggu. subyek yang mengikuti studi ini adalah pasien pasca trauma kepala yang secara klinis sudah disesuaikan dengan kriteri tentang PCS dari American Congress of Rehabilitation Medicine tentang mild traumatic brain injury yaitu meliputi: 1) kehilangan kesadaran tidak melebihi 30 menit. 2) setelah 30 menit skor GCS menjadi sekitar 13 – 15, dan 3) posttraumatic amnesia tidak melebihi 24 jam.Parameter yang dievaluasi adalah perfusi jaringan otak yang dihitung berdasarkan rasio rata-rata perfusi daerah yang rusak dengan daerah yang tidak terkena kerusakan. Pengukuran perfusi ini dilakuakn dengan alat yang disebut dengan SPECT (single photon emission computed tomography).
Hasil dari studi tersebut menujukkan bahwa rasio perfusi jaringan otak pada kelompok yang mendapatkan piracetam meningkat secara bermakna jika dibandingkan dengan kelompok yang mendapat plasebo, yaitu masing-masing: 0,959 vs 0,882 dengan P <0,001; 95% CI -,0114, - 0,038). 9/10 pasien (90%) terjadi perbaikan dari gejala-gejala PCS dibandingkan dengan kelompok plasebo yang hanya 3/10 (30%).
Kesimpulan dari studi tersebut menujukkan bahwa, defek perfusi serebral yang terlihat dengan pemeriksaan SPECT mungkin berhubungan dengan manifestasi klinis PCS. Dan dosis rendah piracetam dapat memperbaiki aliran darah regional dari otak dan mengembalikan abnormalitas pada pasien ini.

Macam-macam obatnya :
Piracetam Injeksi
Injeksi IM/IV
Infus IV
Komposisi:
Tiap ml mengandung:
Piracetam 200 mg
Farmakologi:
Piracetam adalah suatu nootropic-Agent.
Indikasi:
Pengobatan infark serebral
Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap piracetam.
Gangguan ginjal berat (bersihan kreatinin < 20 ml/menit)
Dosis:
Dosis umum: 1 gram 3 x 1 sehari IV atau IM.
Cara penggunaan:
Intramuskular dan intravena, dapat juga diberikan bersama infus.
Larutan injeksi piracetam dapat diberikan bersamaan dengan Glukosa 5%, 10%, 20%. Fruktosa 5%, 10%, 20%, Levulosa 5%, NaCl Isotonik (0,9%). Dekstran 40 10% dalam NaCl 0,9%. Dekstran 75,6% dalam larutan NaCl 0,9%. Ringer, Ringer-laktat. Manitol – Rheo Macrodex dalam larutan HES (Hydroxyethyl Starch) 6%. Larutan injeksi piracetam stabil dalam infus di atas kurang dari 24 jam.


Efek samping:
Rasa gugup, agitasi, iritabilitas, rasa lelah dan gangguan tidur. Gangguan saluran cerna misalnya: nausea, muntah, diare, dan gastralgia. Yang jarang terjadi adalah pusing-pusing, sakit kepala, tremor, peningkatan libido. Mulut kering, penambahan berat badan dan umumnya reaksi hipersensitivitas dermatologik.
Peringatan dan perhatian:
• Hati-hati pada penderita gangguan fungsi ginjal karena piracetam diekskresikan terutama melalui ginjal sehingga perlu dilakukan pengamatan fungsi ginjal.
• Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui. Perlu dilakukan evaluasi hasil yang didapat selama 3 bulan pertama kehamilan atau menyusui. Piracetam belum dinyatakan aman digunakan pada wanita hamil.
• Piracetam dapat melalui sawar plasenta.
Interaksi obat:
Pemberian bersama dengan ekstrak tiroid, menyebabkan confusion, iritabilitas dan gangguan tidur.
Kemasan dan nomor registrasi:
PIRACETAM injeksi; Kotak, 10 ampul @ 5 ml; GKL0305032343A1
PIRACETAM Injeksi; Kotak, 4 ampul @ 15 ml; GKL0305032343A1
PIRACETAM Infus; botol @ 60 ml; GKL0305032343A2
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
SIMPAN PADA SUHU KAMAR (25-30ÂșC), TERLINDUNG DARI CAHAYA.



Piracetam 1200 mg
Komposisi:
Tiap kaptab salut selaput mengandung piracetam 1200 mg.
Indikasi:
Gejala-gejala involusi yang berhubungan dengan usia lanjut seperti kemunduran daya pikir, astenia, gangguan adaptasi, reaksi psikomotorik yang terganggu.
Alkoholisme kronik dan adiksi
Pre-delirium, delirium tremens, gangguan fungsi dan kemunduran intelegensia yang diakibatkan oleh alkoholisme kronik (gangguan ingatan, konsentrasi pikiran, perhatian dan intelegensia), pengobatan detoksikasi (untuk gangguan karena penghentian obat secara mendadak, gangguan selera makan dan defisiensi).
Gejala paska-trauma:
Disfungsi serebral sehubungan dengan pasca-trauma (sakit kepala, vertigo, agitasi, gangguan ingatan dan astenia).
Dosis:
Gejala psikomotorik yang disebabkan oleh usia lanjut:
Dosis awal:
2,4 g (2 kaptab salut selaput 1200 mg) sehari selama 6 minggu. Dianjurkan dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan. Dosis pemeliharaan: 1,2 g sehari.
Gejala pasca trauma:
Pada umumnya diberikan dengan dosis 1,2 – 4,8 g/hari terbagi dalam 2 atau 3 dosis.
Lama Pengobatan:
Pada beberapa kasus akut, efek piracetam segera tampak, sedangkan pada kasus lainnya perbaikan biasanya terjadi pada minggu ketiga. Untuk mempercepat perbaikan, maka sebaiknya pengobatan dilanjutkan.
Kemasan:
Ktk 50
• Piracetam 200 mg/mL injeksi ( 1 box berisi 4 ampul @ 15 mL ), No. Reg : GKL0308509643A1.
• Piracetam 200 mg/mL injeksi ( 1 box berisi 10 ampul @ 5 mL ), No. Reg : GKL0308509643A1.
• Piracetam 400 mg tablet ( 1 box berisi 5 strip @ 10 tablet ), No. Reg : GKL0308508817A1
• Piracetam 800 mg kaplet ( 1 box berisi 5 strip @ 10 kaplet ), No. Reg : GKL0308508909A1
• Piracetam 1200 mg kaplet ( 1 box berisi 3 strip @ 10 kaplet, No. Reg : GKL0408508909B1

.: Indikasi :.
Sediaan injeksi : Pengobatan infark serebral.
Sediaan oral : Gejala involusi yang berhubungan dengan usia lanjut, alkoholisme kronik dan adiksi; dan gejala pasca trauma.
.: Kontra Indikasi :.
• Penderita dengan insufisiensi ginjal yang berat (bersihan kreatinin < 20 mL / min).
• Penderita yang hipersensitif terhadap piracetam atau derivat pirolidon lainnya, termasuk komponen obat.
• Penderita dengan cerebral haemorrhage.
.: Dosis :. Piracetam injeksi
• Dosis yang dianjurkan : 1 gram 3 x sehari, intravena.
Piracetam oral
• Simptom Psikis – Organik yang berhubungan dengan usia lanjut : Dosis awal perhari : 2,4 gram ( 6 tablet 400 mg atau 3 kaplet 800 mg atau 2 kaplet 1200 mg) terbagi dalam 2 – 3 waktu selama 6 minggu, diikuti dengan 1,2 gram / hari sebagai dosis perawatan.
• Simptom Post – Trauma : Dosis rata-rata : dosis awal : 2 tablet 400 mg atau 1 kaplet 800 mg, 3 kali sehari. Jika efek yang diharapkan telah tercapai, kurangi dosis secara bertahap menjadi 1 tablet 400 mg atau ½ kaplet 800 mg.
Lama pengobatan : Pada beberapa kasus akut, efek dari piracetam segera terlihat, sementara pada kasus lainnya, simptom mereda biasanya setelah minggu ketiga pemberian. Agar piracetam lebih efektif, pengobatan yang berkesinambungan sangat dianjurkan.
.: Efek Samping :.
Efek samping yang pernah dilaporkan selama pengobatan :
• Nervousness, irritabilitas, insomnia, anxietas, tremor dan agitasi. Pada beberapa pasien telah dilaporkan : fatigue dan somnolence.
• Gangguan gastro-intestinal (nausea, vomiting, diare, gastralgia, sakit kepala, dan vertigo) pernah dilaporkan. Efek samping lain yang kadang kala terjadi : mulut kering, meningkatnya libido, meningkatnya berat badan dan reaksi hipersensitif pada kulit.
.: Peringatan dan Perhatian :.
• Oleh karena piracetam seluruhnya dieliminasi melalui ginjal, peringatan harus diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal, oleh karena itu dianjurkan melakukan pengecekan fungsi ginjal.
• Oleh karena efek piracetam pada agregasi platelet, peringatan diberikan pada penderita dengan ganggguan hemostasis, operasi besar atau pendarahan berat.
• Hindari penghentian obat secara tiba-tiba, karena dapat menginduksi mioklonus atau kejang umum pada penderita mioklonus.
.: Interaksi Obat :. Pernah dilaporkan adanya satu kasus gangguan konfusi, irritabilitas, dan gangguan tidur, pada pemberian bersama dengan ekstrak tiroid ( T3+T4). .: Lain-lain :.
Penyimpanan:
Penyimpanan Piracetam injeksi pada suhu 15–25°C Penyimpanan Piracetam oral pada suhu 25–30°C
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

PIRACETAM 1200MG TAB@30 GHX
Kandungan
Piracetam
Indikasi
Gejala involusi yg berhubungan dg usia lanjut, astenia, alkoholisme kronis & adiksi, gejala pasca trauma
Kontra Indikasi
Ggn ginjal berat (bersihan kreatinin <20 mL/menit)
Efek Samping
Rasa gugup, agitasi, iritabilitas, rasa lelah, ggn tidur, mual, muntah, diare, gastralgia, pusing, sakit kepala, tremor, peningkatan libido, kegelisahan ringan
Perhatian
Hipersensitif thd pirasetam, ggn fungsi ginjal, hamil, laktasi
Dosis
Oral Gejala psiko-organik sehubungan dg usia lanjut Awal 2.4 g/hr selama 6 minggu dilanjutkan dg dosis pemeliharaan 1.2 g/hr. Gejala pasca trauma Awal 800 mg 3 x/hr, bila efek yg diinginkan sdh diperoleh dosis dikurangi bertahap s/d 400 mg 3 x/hr
Interaksi
Ggn ginjal berat (bersihan kreatinin <20 mL/menit)
Kemasan
Ggn ginjal berat (bersihan kreatinin <20 mL/menit)

PIRACETAM 1200MG TAB@30 GHX
Kandungan
Piracetam
Indikasi
Gejala involusi yg berhubungan dg usia lanjut, astenia, alkoholisme kronis & adiksi, gejala pasca trauma
Kontra Indikasi
Ggn ginjal berat (bersihan kreatinin <20 mL/menit)
Efek Samping
Rasa gugup, agitasi, iritabilitas, rasa lelah, ggn tidur, mual, muntah, diare, gastralgia, pusing, sakit kepala, tremor, peningkatan libido, kegelisahan ringan
Perhatian
Hipersensitif thd pirasetam, ggn fungsi ginjal, hamil, laktasi
Dosis
Oral Gejala psiko-organik sehubungan dg usia lanjut Awal 2.4 g/hr selama 6 minggu dilanjutkan dg dosis pemeliharaan 1.2 g/hr. Gejala pasca trauma Awal 800 mg 3 x/hr, bila efek yg diinginkan sdh diperoleh dosis dikurangi bertahap s/d 400 mg 3 x/hr
Interaksi
Ggn ginjal berat (bersihan kreatinin <20 mL/menit)
Kemasan
Ggn ginjal berat (bersihan kreatinin <20 mL/menit)

PIRACETAM 1200MG TAB@30 GHX
Kandungan
Piracetam
Indikasi
Gejala involusi yg berhubungan dg usia lanjut, astenia, alkoholisme kronis & adiksi, gejala pasca trauma
Kontra Indikasi
Ggn ginjal berat (bersihan kreatinin <20 mL/menit)
Efek Samping
Rasa gugup, agitasi, iritabilitas, rasa lelah, ggn tidur, mual, muntah, diare, gastralgia, pusing, sakit kepala, tremor, peningkatan libido, kegelisahan ringan
Perhatian
Hipersensitif thd pirasetam, ggn fungsi ginjal, hamil, laktasi
Dosis
Oral Gejala psiko-organik sehubungan dg usia lanjut Awal 2.4 g/hr selama 6 minggu dilanjutkan dg dosis pemeliharaan 1.2 g/hr. Gejala pasca trauma Awal 800 mg 3 x/hr, bila efek yg diinginkan sdh diperoleh dosis dikurangi bertahap s/d 400 mg 3 x/hr
Interaksi
Ggn ginjal berat (bersihan kreatinin <20 mL/menit)
Kemasan
Ggn ginjal berat (bersihan kreatinin <20 mL/menit)

GOLONGAN GENERIK

Piracetam.

INDIKASI

Infark serebral. Gejala involusi yang berhubungan dengan usia lanjut (astenia, kemunduran daya pikir, gangguan adaptasi, gangguan reaksi psikomotorik, alkoholisme kronik dan adiksi, disfungsi serebral sehubungan dengan akibatpasca trauma (sakit kepala, vertigo, agitasi, gangguan ingatan, astenia).

KONTRA INDIKASI
gangguan ginjal berat (bersihan kreatinin kurang dari 20 mL/menit).Hipersensitif terhadap piracetam dan komponen obat ini.

PERHATIAN
Gangguan fungsi ginjal. Hamil, laktasi.

EFEK SAMPING
Agitasi, rasa gugup, iritabilitas, rasa lelah, gangguan tidur. Gangguan gastrointestinal (mual, muntah, diare, gastralgia), pusing, sakit kepala, tremor, peningkatan libido, kegelisahan ringan.


KEMASAN
Tablet salut selaput 800 mg x 5 x 10's.
DOSIS
Gejala psiko organik sehubungan usia lanjut Awal 2.4 g/hari terbagi dalam 2-3 dosis selama 6 minggu dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 1.2 g/hari.
Gejala pasca trauma Awal 800 mg 3 kali sehari, bila sudah didapat efek adekuat, kurangi dosis secara bertahap sampai dengan 400 mg 3 kali sehari.
# Lansia dan gangguan fungsi ginjal dengan bersihan40-60 mL/menit ½ dosis lazim.
# 20-40 mL/menit ¼ dosis lazim.


PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERAWAT SEHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN OBAT:
• Perawat harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadai mengenai obat.
• Mendukung keefektivitasan obat.
• Mengobservasi efek samping dan alergi obat
• Menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat
• Melakukan pendidikan kesehatan tentang obat
• Perawatan, pemeliharaan dan pemberian banyak obat-obatan merupakan tanggung jawab besar bagi perawat.

* Kesalahan dapat terjadi pada instruksi, pembagian, penamaan dan pengintrepretasian instruksi sesuai dengan penatalaksanaan obat.
* Di RS : meskipun bagian farmasi yang bertanggung jawab untuk penyimpanan, penamaan dan distribusi obat ke ruangan merupakan tanggung jawab perawat

• Obat harus tidak diberikan perawat tanpa membawa resep tertulis kecuali pada saat kegawatan

* Tanggung jawab ini hanya bisa dilimpahkan dengan persetujuan dari petugas yang memiliki wewenang.

Peran perawat dilihat dari batas kewenangannya sbb:

1. Peran independen: merupakan peran dimana perawat secara legal dapat melakukan tindakan secara mandiri
2. Peran dependen: Perawat tergantung kepada profesi lain
3. Peran Interdependen: (kolaborasi) peran dimana perawat melakukan tindakan terhadap masalah kesehatan yang memerlukan penanganan bersama.

Pengetahuan Farmakologi yang harus dimiliki perawat :
• Dosis
• Mekanisme Kerja Obat
• Mekanisme tubuh
• Efek Obat
• Efek Samping Obat
• Cara Pemberian obat
• Interaksi obat dengan bahan lain
• Makna pemberian obat
• Perilaku dan persepsi pasien dalam menerima terapi obat
Efek Obat :
• Efek terapeutik
efek yang dinginkan, efek utama
ex: morfin sulfat adalah analgetik,
diazepam mnghilangkan kcemasan
• Efek samping
efek yang tidak diinginkan, biasanya dapat diprediksi
ex: digitalis meningkatkan kekuatan kontraksi miokard tapi efek sampingnya mual muntah
• Toksisitas obat
efek yang merusak terhadap organisme aatau jaringan sebagai akibat overdosis
ex:depresi pernafasan akibat penumpukan morfin sulfat dalam tubuh.
• Alergi obat
Reaksi immunologi terhadap suatu obat.dapat ringan atau berat. Bervariasi mulai dari ruam kulit sampai diare berat yaitu syok anapilaktif
PEMBERIAN OBAT
Prinsip 5 Benar :
1. Benar order (dosisnya)
2. Benar obat
3. Benar pasien
4. Benar cara pemberian
5. Benar waktu pemberian
6. Benar pendokumentasiannya.
Pada dasarnya ada empat jenis order pengobatan:
1. Staat order (perintah segera), mendadak, cyto hanya berlaku satu kali
2. Single order (perintah tunggal), Satu kali pemberian pada saat tertentu, namun tidak segera diberikan. SA (Sulfa atropin) untuk persiapan operasi
3. Standing order (perintah tetap) jangka waktu tertentu, misalnya gentamicin 500 mg selama 7 hari pada pasien post op.
4. perintah kalau perlu diberikan jika dperlukan saja, ex: asam mefenamat untuk nyeri.
Daya kerja obat secara fisiologis#
Faktor fisiologis yang mempengaruhi reaksi obat:
1. Absorpsi obat
Obat bergerak dari sumber ke dalam aliran darah, kecuali topical drugs
Faktor yang mempengaruh : Cara pemberian, jenis obat, makanan,keadaan pasien.
2. Pergerakan obat dalam tubuh.
Absorpsi darah dan di dalam limfatik, ke luar melalui sel, masuk ke jaringan
Faktor yang mempengaruhi sirkulasi cairan tubuh:

* Keseimbangan cairan dan elektrolit
* Cardiac patologik

3. Metabolisme obat
Sirkulasi obat jaringan berinteraksi dengan sel perubahan zat kimia menjadi lebih efektif bereaksi diekskresi hati darah mucosa usus, dan ginjal

4. Ekskresi obat
Obat setelah bereaksi keluar melalui
© Ginjalurine
© Intestinal Faeces
© Paru-paru udara
Yang mempengaruhi reaksi obat:
• Usia dan BB
• Jenis kelamin
• Faktor psikologis
• Kondisi sakit kronik
• Waktu dan cara pemberian
• Lingkungan